Bismillah,
Hai hai semuanya, kali ini saya ingin berbagi cerita (lagi) setelah pindah
kuliah ke Jepang. InsyaAllah saya rangkum kegiatan selama kurang lebih 2 minggu
ini, mulai dari kedatangan sampai saat ini, karena kalau ngga, bakal jadi
beberapa tulisan. Haha. Ini juga postingan pertama saya setelah berubaha
status menjadi mahasiswa S2 di Tohoku University. Semoga bisa istiqomah untuk
menulis. Langsung aja ya!
27 Oktober 2015, tanggal yang dinanti-nantipun tiba. Antara seneng,
deg-degan dan sedih karena harus berpisah (lagi) dengan keluarga. Hari itu
diantar juga oleh keluarga. Di Bandara Soekarno-Hatta, saya bertemu dengan
Fajar dan Vani, teman satu program master dan doktor selama 5 tahun. Memang
dari jauh-jauh hari kami sudah janjian untuk berangkat bareng, karena
(sepertinya) lebih rame daripada berangkat sendiri. Singkat cerita, kita naik
Japanese Airline (JAL) jam 21.55 WIB dan sampai di Narita International Airport
jam 7 pagi. Di dalam pesawat,tak banyak hal yang bisa dilakukan selain duduk
dan menikmati in-flight entertainment. Sesampainya di Narita, saya
membujuk mereka berdua untuk mengirimkan luggagenya saja (kuroneko) sampai ke
rumah/apartment, daripada bawa-bawa koper berat ke Shinjukku. Lagian murah dan
sampainya juga sehari. Bagi pembaca yang berkesempatan berkunjung ke Jepang dan
bawa banyak koper, bisa langsung kirimkan saja. Infonya bisa dilihat disini ya.
Kenapa harus ke Shinjukku Eki (Stasiun) dulu? Gak ke Tokyo Eki aja? Terus
naik Shinkansen ke Sendai? Jawabannya : MAHAL BRO. KITA MASIH BELUM PUNYA CUKUP
UANG. Haha. Jadinya kita memutuskan naik WillerExpress Bus yang 4 kali lebih
murah.. Dari Narita, kita naik Skyliner ke Nippori untuk kemudian dilanjutkan
naik Yamatone Line. Di Nippori, di Jemput oleh seorang teman yang berkuliah di
Tokodai dan dia serta 2 temannya sangat membantu mengantarkan kita ke tempat keberangkatan
busnya. Tarraa... Inilah kami!
Dari kiri ke kanan : Angga, Naoki, Fajar, Aki, Kyosuke, Vani
Perjalanan Shinjukku-Sendai memakan waktu sekitar 5 setengah jam. Bus
berhenti dua kali di rest area untuk memberi penumpang kesempatan ke kamar
kecil atau sekedar menghirup udara segar. Di bis juga saya kerjaannya cuma
tidur dan sesekali main game nitendo di Bus. Memasuki kota Sendai, saya melihat
banyak gedung-gedung dan pusat perbelanjaan yang modern. Tak sesuai ekspektasi
saya sebelumnya, yaitu kota kecil yang dipenuhi pepohonan. Bus akhirnya sampai
dan saat di depan pintu bus, ternyata Sensei sudah menunggu. Luar biasa sekali
kan. Kami dibawa ke Apato saya di Kawauchi. Didalam mobil ngobrol-ngobrol
mengenai perjalanan kami ke Sendai. Sesampainya di Kawauchi, kang Riyan, senior
saya waktu di ITB datang menjemput. Kemudian Sensei pamit dan bilang kalau esok
harinya Beliau akan menjemput saya untuk mengurus beberapa hal. Kami menuju
apato, sambil menunggu kepastian Fajar dan Vani tinggal dimana. Setelah pasti,
kami mengantarkan mereka ke Apato Mbak Siti di daerah Kitayama. oh iya, Saya
tinggal satu rumah dengan Fuad, B4 Mechanical Engineering dan rumahnya
sebelahan dengan rumah kang Riyan dan Mas Ida. Malam itu tidur nyenyak walaupun
udaranya dingin. Brrr..
Esok paginya, Sensei datang menjemput. Beliau mengantarkan saya untuk
bertemu Yoshioka Sensei di Kampus Aobayama kemudian menuju ke Lab beliau (dan
tentunya lab saya juga selama 5 tahun kedepan) di Kampus Katahira. FYI, Tohoku
University punya 5 kampus. 2 sudah disebutkan, 3 lainnya adalah Kawauchi,
Seiryo dan Amamiya. Dan setelah keliling kampus Aobayama dan Katahira, ternyata
memang benar, Sendai itu ‘the city of tree’. Mungkin karena malam kali ya, gak
keliatan. Hehe. Saya berkenalan dengan teman-teman di Lab. Total ada 9 orang. 2
Bachelor, 4 Master, 2 Exchange dan 1 asisten Professor. Kemudian dipilihkan
meja kerja. Saya memilih yang dekat dengan asisten Professor, biar kalau
tanya-tanya tinggal tengok kanan. Haha.
Perjalanan dilanjutkan untuk membuat Inkan, semacam stempel nama yang
berfungsi sebagai pengganti tanda tangan kita. Jadi kalau ada administrasi yang
perlu ditandatangani, kita tinggal cap saja. Selesai. Canggih ya, atau memang
sayanya aja yang ndeso. :D
sumber : http://metropolis.co.jp/
Setelah dapet Inkan, kami makan sushi dulu lalu menuju ke Aoba-ward,
semacam kantor kecamatan untuk registrasi kependudukan dan mengurus National
Health Insurance. Ramai sekali dan kita mengantri cukup lama. Disitu saya
bertemu dengan anak-anak IGPAS (International Graduate Program on Advance
Science). Dan tarrrrraaaa, saya doang yang dianterin sensei. Haha. Alhamdulillah
dapet sensei yang baik banget. Dilanjutkan dengan membuat rekening di JP bank.
Ini juga penting, karena uang beasiswa akan ditransfer ke rekening kita. Selain
itu, pembayaran cicilan HP dan listrik akan di auto-debet. Lebih mudah kan. Seharian
untuk mengurus ketiga hal itu. Dari pagi sampai sore. Saya diantarkan pulang
lagi ke Apato dan besok diminta datang ke Lab sekitar jam 9.30 untuk diberikan
pengarahan dan orientasi laboratorium.
Wew. Ternyata udah panjang tulisannya. Yaudah saya persingkat lagi saja ya.
Selama 2 minggu ini saya sudah bisa beradaptasi dengan cuaca yang galau ini,
kadang dingin, ujan dan panas. Sudah hapal jalan
Kawauchi-Aobayama-Katahira-Sanjo-Kitayama. Sekarang juga bisalah dikit-dikit
masak. Demi menghemat pengeluaran dan menjamin kehalalan. Kami yang baru-baru
juga diberikan orientasi oleh kakak-kakak PPI Sendai, yang periode ini dipimpin
oleh Mas Rifqi. Ya acaranya kenalan dan makan-makan pastinya. Kemudian saya
ikut main futsal bareng tim PPI-S yang katanya belum pernah juara di Piala Indonesia
Tohoku. Gabung di tim bulutangkis PPIS. Ikut latihan Latihan Angklung buat
tampil di Kitayama Matsuri. Bantuin makan di Imonikai. Mengikuti orientasi
untuk mahasiswa Internasional. Kuliah juga udah mulai dengan sistem dan jadwal
yang masih membingungkan. Udah diskusi topik penelitian sampai S-3 nanti.
Baca-baca paper juga udah. Tinggal bikin research plan yang belum. ~.~
Suasana Kampus Kawauchi
Kampus Kawauchi. Daun-daunya berwarna-warni, merah kuning hijau.
Kampus Katahira
Kampus Aobayama
Main futsal, harga sewa lapangannya cukup mahal ~.~
Imonikai bareng PPIS. Atas : Mbak Ratri.
Dari kiri ke kanan : Alwan-Hilmi-Reyhan-Pak Willar
(Masih) Imonikai, kalau ini bareng sensei dan seluruh anggota lab
Dari semua tulisan diatas. Ini adalah inti dari postingan ini. Jadi, yang
sebelum-sebelumnya mah ngga usah dibaca. *haha ngeselin*. Iyalah, coba liat aja
judulnya. Coba bagian mana yang nyambung? Ngga ada kan. Wkwkwk *makin
ngeselin*. Kenapa dikasih judul seperti itu? karena, saat ini saya merupakan
mahasiswa International Environmental Leadership Program (IELP) yang dibawahi
oleh Graduate School of Environmental Studies (GSES). Nah GSES ini punya gedung
yang dinamakan Eco-lab. Eco-lab ini materialnya dibuat dari kayu, yang
mengusung konsep eco-friendly building. Masuk gedung ini pun kita harus lepas
sepatu dan ganti sama sandal yang sudah disediakan. Dalamnya ada ruang kelas
dan ruang seminar. Kalau liat gedung ini, saya selalu teringat dengan bangunan
tempat dimana saya belajar, menempa diri dan membangun kepribadian serta
karakter selama menempuh pendidikan di Kampus Gajah. Gedung Kayu namanya. Tempat
unit-unit Salman bernaung, dan beberapa bidang YPM Salman berada. Banyak
kenangan-kenangan yang terselip di dalamnya. Tempat bertemu dengan orang-orang
yang kece dan luar biasa. Dan kali ini saya kembali ditempa di Gedung Kayu
selama 5 tahun ke depan. InsyaAllah.
Terakhir, yang tak kalah penting, bagi pembaca semuanya yang berminat untuk mengikuti program yang sama dengan saya bisa membuka web ini. Pre-Applicationnya ditutup akhir November ini. Ada beberapa ‘jatah’ yang akan direkomendasikan untuk menerima beasiswa dari Monbukagaksuho atau MEXT. Bisa disimak juga pengalaman saya waktu mendaftar tahun lalu disini. Kalau ada yang ingin ditanyakan bisa lewat email ke angga@mail.tagen.tohoku.ac.jp. Baca baik-baik dulu penjelasan dan persyaratannya. Pertanyaan yang jawabannya sudah ada di website, mohon maaf tidak bisa saya tanggapi.
Gedung Kayu a.k.a Eco-Lab, Tohoku University
Gedung Kayu Masjid Salman ITB. Agak beda sih, tapi biar tulisan ini ada judulnya aja. XD
Terakhir, yang tak kalah penting, bagi pembaca semuanya yang berminat untuk mengikuti program yang sama dengan saya bisa membuka web ini. Pre-Applicationnya ditutup akhir November ini. Ada beberapa ‘jatah’ yang akan direkomendasikan untuk menerima beasiswa dari Monbukagaksuho atau MEXT. Bisa disimak juga pengalaman saya waktu mendaftar tahun lalu disini. Kalau ada yang ingin ditanyakan bisa lewat email ke angga@mail.tagen.tohoku.ac.jp. Baca baik-baik dulu penjelasan dan persyaratannya. Pertanyaan yang jawabannya sudah ada di website, mohon maaf tidak bisa saya tanggapi.
Sekian dulu ya! Arigatou Gozaimasu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar