Seperti biasa, hampir setiap hari saya membuka email untuk mengecek dan membalas email yang masuk. Pukul 10.27, ada satu email masuk. Dari judulya, sepertinya email itu tidak asing bagiku. “Total Undergraduate Scholarship 2014/2015”, Saya buka cepat cepat, dan ternyata saya diterima sebagai Awardee Total Undergraduate Scholarship (TUS).
Ucapan syukur dan sedikit rasa tidak percaya, saya kembali baca baik baik email itu sembari meyakinkan diri saya bahwa memang saya benar benar mendapatkan beasiswa Total Scholarship. Ya, email itu tidak salah menyebutkan nama apalagi salah kirim. Alhamdulillah, rasa syukur kembali kuucap atas nikmat yang begitu besar ini. Pengumuman ini keluar setelah saya haru menunggu selama 2 bulan setelah panel interview yang diadakan di kantor pusat Total E&P Indonesie Jakarta.
Saya sedikit ingin flashback tentang perjalanan saya mendaftar sampai mendapatkan beasiswa ini. Sekitar pertengahan bulan april, saya melihat pengumuman di web karir.itb.ac.id tentang pendaftaran TUS ini. Saat itu saya masih berada di Singapura, menjalani program Exchange selama satu semester di Nanyang Technological University. Tentu ada sedikit keraguan untuk mendaftar, karena harus mengirimkan berkas-berkasnya ke kantor Career Center ITB. Setelah ngobrol dengan salah satu teman saya, Taufiq, yang juga anak exchange dari UGM, akhirnya saya memutuskan untuk (coba-coba) mendaftar, dengan konsekuensi biaya pengiriman yang cukup mahal dari Singapura ke Indonesia, serta pengiriman yang memakan waktu sekitar 2 minggu. Begitulah informasi yang saya dapat dari searching di google. Satu persatu berkas-berkas saya scan dan print, tidak lupa juga membeli amplop dan perangko di toko buku disini. Setelah essay dan semua berkas lengkap, saya masukan amplop berperangko tersebut ke postbox yang tersedia di kampus, yang disediakan oleh Singapore Post. “Bismillah, semoga ini menjadi rezeki saya” kataku dalam hati. Saya kirimkan berkas jauh-jauh hari dari deadline.
Namun, hati ini rasanya belum yakin apakah surat itu sampai atau tidak ketempat tujuan. Kekhawatiran itu muncul akibat beberapa cerita tentang kurang profesionalnya karyawan PT. Pos Indonesia. Akhirnya, saya memutuskan untuk meminta bantuan teman saya di Indonesia, Kirani, untuk mengeprintkan semua berkas, serta menulis ulang essay, lalu diberikan ke Dhika, untuk diserahkan ke kantor Career Center. *ribet banget ya* hahaha. Setelah semua beres, tinggal menunggu dan berdoa.
Tanggal 13 Mei, ketika saya berada di Vientiane, Laos, ada satu email masuk dari Total E&P bahwa saya dinyatakan lolos seleksi berkas dan diundang untuk mengikuti Apptitude test di ITB tanggal 19 Mei 2014, jam 8 pagi. APAAA??!! Itu kan seminggu lagi, dan saya baru sampai di Indonesia tanggal 18 malam harinya, sedangkan saat itu saya masih harus melanjutkan perjalanan saya ke Thailand dan Singapura. Tapi, yasudah, bismillah saja. Semoga lancar.
Setelah mendarat di Bandung, dan merapikan baju-baju, malam hari itu juga saya mencari informasi tentang Apptitute test, karena ini kali pertama saya mengikuti test semacam itu. Ternyata tidak jauh beda tengan tes TPA, tapi tingkatannya saja lebih susah. *Okesip*
Pagi haripun tiba, saya datang 30 menit sebelum test dimulai seperti yang disebutkan di email. Di GKU Timur, tempat test berlangsung, saya bertemu teman-teman yang sudah saya kenal, seperti Iqbal dan Wahyu. Sambil menunggu, saya berbincang bincang dengan mereka, karena sudah hampir 5 bulan ini tida bertemu. Bertanya kabar, kegiatan saat ini serta cerita-cerita tentang berita kampus yang mungkin saya lewatkan. Senang sekali rasanya banyak pengalaman yang bisa dibagi. “Peserta silahkan masuk” sahut seorang Ibu dari dalam kelas. Saatnya masuk. Pertama kita dijelaskan tentang PT. Total E&P Indonesia serta tentang Industri Minyak dan Gas. *Materi ini sangat penting, nanti saya ceritakan kenapa SANGAT SANGAT penting*. Test pun dimulai, tidak lama, sekitar 1 jam. Menurut saya susah susah gampang, namun perlu ketelitian yang tinggi, terutama di tes Verbal. Setelah selesai, ada sedikit pengumuman tentang seleksi selanjutnya, yaitu FGD, Interview dan Panel Interview.
2 Minggu kemudian, saya dapat email kembali bahwa saya lolos seleksi Apptitude test dan berhak mengikuti FGD. Alhamdulillah. Sekali lagi saya menyiapkan secara sungguh sungguh FGD ini. Banyak tips-tips yang pernah FGD sebelumnya, tapi menurutku itu tergantung orangnya, yang penting be yourself. Saat FGD, kita dibagi menjadi beberapa group, yang satu grupnya terdiri dari 5 orang. Saya satu grup dengan 2 orang dari Teknik Fisika, 1 Orang dari Teknik Elektro dan 1 orang dari Teknik Perminyakan. Kami diberikan sebuah kasus dan dalam 20 menit, kami harus sudah menyampaikan solusinya. Penuh perdebatan, setiap orang bertahan dengan argumennya masing-masing, itulah gambaran dalam FGD kelompok saya. Mengingat waktu yang terbatas, akhirnya harus ada orang yang mengalah, dan saya orangnya. Haha. Demi kelompok, saya rela ngalah deh. *Nyanyi lagu seventeen*
30 menit setelah FGD selesai, pengumuman siapa yang masuk tahap selanjutnya, yaitu Interview, ditempel didinding luar ruangan. Saya menjadi salah satu yang tercantum di daftar itu. 4 teman sekelompok saya juga masuk. Ucapan syukur kembali terucap. Interview diadakan hari itu juga, saya melihat jam dan ternyata masih ada 3 jam lagi. Sip, Insyaallah cukup.
Setelah menunggu sekitar 20 menit, giliran saya pun tiba, saya masuk ruangan. Sudah menunggu satu orang interviewer. Saya lupa namanya. Haha. Setelah berkenalan, pertanyaan interview dimulai dari menceritakan diri kita. Selanjutnya, pertanyaan interview seputar Curriculum Vitae / Resume yang kita kirimkan. Satu persatu pertanyaan saya jawab dengan lancar. “Let’s switch to English” pinta sang interviewer. Agak kaget sedikit sih, karena belum membiasakan ngomong bahasa inggris lagi setelah pulang dari Singapura. Beliau bertanya “Please tell me about your strengths and your weaknesses”. Saya menghela nafas, perlahan lahan saya jawab pertanyaan tersebut walaupun agak ngawang-ngawang sih. Hehe. Selanjutnya beliau mengajukan pertanyaan lain “Why do you apply this scholarship?”, sekali lagi pertanyaan yang membuat saya tertekan, karena memang belum dipersiapkan sebelumya. Akhirnya saya jawab dengan apa yang terlintas dipikiran saya saja saat itu, mesti sedikit agak terbata-bata, tapi jawaban saya terasa sangat meyakinkan. Sebelum wawancara diakhiri, beliau bertanya apakah ada yang mau ditanyakan?, saya tanya saja, “Kapan Pak uangnya beasiswanya di transfer ke rekening saya?”. Beliau menjawab dengan nada bercanda “Saya belum menerima rekening kamu”. Saya tersenyum. Saya berharap beliau terus ingat dengan saya karena pertanyaan saya tadi. Hahaha. “Ok Angga, thank you for coming to interview session today, I wish you luck for your future” pesannya. Saya pun keluar ruangan dengan perasaan lega sekali. Sepertinya hilang beban 1000 ton dikepala ini.
Setelah sekitar 2 minggu menunggu (lagi), saya dinyatakan lolos untuk ke tahap berikutnya, yaitu panel interview di kantor pusat PT. Total E&P Indonesie di Jakarta. Waaah.. Alhamdulillah, ternyata saya diizinkan untuk lolos sampai tahap ini. Untuk transportasi dari Bandung-Jakarta-Bandung akan ditanggung oleh PT. Total selaku penyelenggara, sistemnya reimburse, jadi pakai uang kita dulu, nanti diganti dengan menyerahkan tiket aslinya. Interview dimulai jam 8, berarti saya harus berangkat dari Bandung maksimal jam 4 pagi. Langsung cari-cari travel yang berangkat jam 4 pagi dan berhenti disekitar daerah Jl. Jendral Sudirman, agar dekat dengan kantornya. Ada opsi lain yaitu dengan kereta, namun konsekuensinya harus menginap di Stasiun Gambir karena kereta paling pagi berangkat sekitar pukul 5. Akhirnya pilihan jatuh pada Sarerea Star Travel yang berangkat ke Jakarta Jam 3.30 pagi. Harganyapun cukup terjangkau dan berhenti di sekitaran jalan Sudirman.
Saat malam keberangkatan, saya set alarm jam 3, sekalian makan sahur dulu. Saya pun tidur lebih awal dengan harapan menjadi lebih fresh pada pagi harinya. Namun kenyataan berkata lain, saya bangun jam 3.20, saya tidak yakin apakah alarmnya tidak bekerja atau memang saya yang terlalu enak tidur sampai tidak mendengar alarm. Saya langsung panik karena 10 menit lagi berangkat. Ada niatan untuk memesan tiket lagi untuk keberangkatan jam 4.30, namun setelah diingat-ingat, temen satu kontrakan, Habib, dia lagi ada motor pinjaman dari Labnya. Langsung aku bergegas ke kamar mandi, cuci muka dan sikat gigi, dan membangunkan Habib. “Bib, anterin ke travel yuk” Diapun langsung bergegas menyiapkan motornya. Untungnya jarak antara kontrakan kami dan tempat travel cukup dekat, sekitar 5 menitan. Sesampainya ditempat, mobil sudah bersiap untuk berangkat. Saya bergegas menuju counter untuk melakukan pembayaran. Setelah itu tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Habib yang telah mengantar saya sampai kesini.
Mobilpun melaju ke Jakarta. Di dalam mobil, saya merasa lapar sekali, karena belum sahur. Tapi mobil tidak akan berhenti di rest area tentunya. Yaudah bismillah saja, semoga Allah menguatkan hari ini. Saya sampai di Jakarta sekitar pukul 5.30 dan langsung mencari masjid terdekat untuk sholat shubuh. Sekalian ganti baju dengan kemeja yang sudah disiapkan malam harinya. Selagi menunggu, saya sempatkan untuk mereview essay dan CV saya. Pukul 7.00 saya menuju kantor PT. Total di World Trade Center II dengan naik Busway. Setelah mencari-cari, dan bertanya sana sini, akhirnya sampai juga di WTC II. Masuk ke dalam saya mengutarakan maksud saya, yaitu untuk interview beasiswa. Saya dipersilahkan masuk dan diberi Visitor ID Card. Setibanya di depan kantor Total, saya diminta menunggu dahulu, karena panelis sedang ada meeting. Saat menunggu, salah seorang kandidat dari UI juga datang. Kami berbincang-bincang sedikit tentang perjalanan kami sampai tahap ini. Ternyata dia juga kenal dengan beberapa teman saya di UI seperti Istimurti, Iena, dan Eneng. Saya minta untuk sampaikan salam saya untuk mereka.
“Bapak Angga Hermawan, silahkan masuk”, giliranku tiba. Saya orang pertama yang interview pada hari itu. Ya masih sekitar 100 kandidat yang masuk ketahap ini. Dan hanya 20 orang saja yang akan terpilih. Kali ini, interviewernya adalah seorang Ibu yang memberikan presentasi tentang PT. Total saat Apptitude test di ITB. Pertanyaan interviewnya pun tidak jauh berbeda dengan interview di ITB, hanya saja semua pertanyaan dalam bahasa Inggris. Pertanyaan terakhir yang cukup membuat kaget adalah pertanyaan beliau tentang apa yang kita ketahui tentang PT. Total E&P Indonesie. Waduuh. Jujur saya kurang memperhatikan pemaparan beliau waktu itu. Namun, saya coba jawab seingatnya saja. Saya takut ini jadi nilai minus bagi wawancara saya. Jadi kamu-kamu yang mendapat kesempatan untuk ikut beasiswa TUS ini, perhatikan baik-baik penjelasannya ya!!
Setelah sekitar 20 menit berada di ruangan, sesi wawancara pun berakhir. Tidak lupa saya tanyakan kapan pengumuman akan keluar. Kata beliau sekitar akhir agustus. Oke noted! Saya pun bergegas pulang ke Bandung karena harus mengejar kuliah jam 2 siangnya. Saya memilih menggunakan kereta dari Stasiun Gambir, memenuhi hasrat naik kereta dari Jakarta ke Bandung yang selama ini masih menjadi angan angan saja. Hehe. Kereta saya pukul 10.20, semoga masih sempat ikut kuliah. Sepanjang perjalanan saya banyak bertemu para turis mancanegara yang akan berkunjung ke kota kembang, Bandung. Ada yang dari Australia, Jerman, Belanda, sampai Amerika pun ada. Saya sampai di Bandung jam 14.00, dan memutuskan untuk tidak masuk kuliah, serta memilih untuk mempersiapkan Ujian yang akan diselenggarakan esok harinya.
Setelah menunggu sekitar 2 bulan tidak kunjung ada kabar, saya berpikiran bahwa saya tidak diterima, mengingat ini sudah lewat agustus. Saya sama sekali tidak menyesal, nothing to lose, karena sudah sampai tahap panel interview saja saya sudah sangat bersyukur, apalagi bisa naik kereta gratis dari Jakarta ke Bandung. Haha. Tapi, Allah memang selalu punya rencana yang tidak bisa kita tebak oleh nalar pikiran kita. Ya, hari ini, 3 September 2014, saya resmi dinyatakan sebagai penerima beasiswa Total Undergraduate Scholarship 2014/2015.
“Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?”