Pages

Senin, 17 Februari 2014

Hikmah dari Malaysia 2

Hari ke-2, 1 Februari 2014

Diawali dengan bangun kesiangan, sekitar pukul 6.30, langsung sholat subuh (waktu subuh jam 6.10). Dilanjutkan dengan mandi dan menyiapkan itinerary hari ini dengan cara browsing di internet. Tidak lupa juga menyiapkan semua barang-barang yang dibutuhkan saat jalan-jalan, seperti kamera, powerbank, passport, charger, dan sajadah. Untuk pagi ini, rida mengajak saya ke Korea town bersama teman-temannya, katanya sih disuruh dosen bahasa koreanya untuk jalan-jalan kesana.. Lokasi korea town itu di daerah Ampang. Kita harus menggunakan KTM dan MRT untuk sampai sana. Singkat cerita, kita sampailah di Korea Town. Saya kira akan seperti china town di Singapura, eh ternyata cuma terdiri dari kios makanan,restaurant karaoke, dan supermarket saja. Bedanya make bahasa korea, (yaiyalah.. haha..)

Kita memesan makanan korea disana, yang ternyata para pegawainya adalah orang-orang jawa timur. Mereka menjamin makanannya halal. Setelah pesan beberapa makanan yang terkenal di korea, datanglah menu yang kita pesan. Kita diajarin cara masaknya juga. Sebelum dimakan, tentu belum afdhal kalo ngga foto sama makanannya.. hehe.. Makanannya sangat enak, cocok dengan lidah Indonesia. Namun yang ngga mengenakan adalah saat kita bayar. Totalnya 250 RM. Haha.. jadi setiap orang bayar 50 RM. Zzzz.. cukup untuk 10 kali makan itu..  :(
Bareng temen-temen IUKL
Itu orang Jawa Timur loh

Setelah ‘terpaksa’ membayar, mereka menuju tempat karaoke, sedangkan saya menuju Masjid Petronas yang cukup dekat dengan Ampang. Letaknya sangat dekat dengan twin tower, sehingga sangat disayangkan jika tidak diambil gambarnya..
Suasana Setelah Jum'atan di Masjid Petronas

Setelah selesai sholat jumat, tentu tujuan saya berikutnya adalah Twin Tower. Suasananya cukup terik, dan cukup ramai, karena memang sedang Chinese New Year sehingga banyak yang sedang liburan. Setelah ambil beberapa gambar, saya langsung menuju KL Sentral untuk membeli tiket Kereta ke Pulau Penang pada esok hari. Penang terletak di sebelah utara KL, sekitar 6 jam dengan menggunakan kereta. Namun, saya kecewa karena tiket untuk ke Pulau Penang dengan KTM sudah habis terjual bahkan sampai tanggal 3 Februari.. Aaarrrghh.. Salah juga sih, karena ke Penang saat CNY. Yaudahlah, bisa ke Penang pas abis Exam. 

Langsung saja menuju ke Tujuan berikutnya yaitu Batu Caves. Cukup jauh dari KL sentral, namun ada KTM yang menuju kesana. Perjalanannya sekitar 45 menit. Setelah sampai, langsung foto-foto. Hehe. Tapi karena bepergian sendiri, jadi selalu minta fotoin ke sesama turis. Haha. Jadi nih buat para pembaca, kalau mau bepergian, minimal ada pasangannya, biar ada yang bisa motoin.. :D. Oh iya, Batu Caves itu semacam Goa yang menjadi tempat beribadahnya umat Hindu. Terdapat satu patung yang sangat Tinggi yang dilapisi oleh emas. Selain itu dikawasan ini juga terdapat banyak monyet-monyet yang berkeliaran disepanjang tangga menuju Goa. Kadang-kadang monyet-monyet ini sangat jail, karena mengambil topi atau kacamata dari para pengunjung. Mereka kira itu makanan kali..


Ada kejadian yang cukup menarik saat di Batu Caves, yaitu salah kiblat saat sholat ashar. Haha. Karena memang tidak keliatan arah kiblatnya kemana, sehingga hanya mengandalkan feeling. Saya tau setelah ada orang yang sholat ashar juga, dan kita sholat saling membelakangi, dia menghadap ke arah Barat, saya menghadap ke Timur. >_<

Langsung menuju destinasi berikutnya yaitu Masjid Jamek. Letaknya cukup dekat dengan KL Sentral. Namun sebelum ke Masjid Jamek, saya sempatkan turun dulu sebentar untuk mengambil beberapa gambar dari Kuala Lumpur Station. Dulunya ini adalah Stasiun kereta pusat sebelum di Pindah ke KL Sentral.


Setelah itu Ke Masjid Jamek, yang arsitekturnya cukup menarik. Ini dia gambarnya..


Kemudian perjalanan dilanjutkan ke dataran merdeka yang letaknya tidak terlalu jauh dari Masjid Jamek. Cukup jalan kaki sekitar 10 menit. Di daerah dataran merdeka ini terdapat tiang bendera raksasa tempat dimana biasanya rakyat Malaysia memperingati/menggelar upacara kemerdekaan. Di sekitaran dataran merdeka terdapat bangunan-bangunan bergaya eropa klasik. Katanya sih ini adalah bangunan peninggalan bangsa Inggris saat mereka menjajah Malaysia.






Aaaahhhh bangunan-bangunannya membuat saya rindu Eropa. Insyallah semoga secepatnya bisa ke Eropa lagi. Setelah puas berkeliling keliling, lalu menuju ke Masjid Jamek lagi untuk Sholat Magrib dan beli makan malam di sekitaran Masjid. Setelah itu ke China Town dan Pasar seni untuk Beli oleh-oleh.. Salah satunya adalah ini..

Saya langsung menuju ke Twin Tower untuk menikmati suasana malam disana. Daaaaaaan., semakin indah saja pemandangan Twin Tower saat malam hari. Sangat ramai sekalii, sebagian besar mereka adalah turis..Setelah ambil beberapa foto, langsung menuju kembali ke Apartment nya Rida untuk sholat Isya dan mempersiapkan perjalanan untuk hari esoknya.. Oke cukup dulu, nanti dilanjutkan.. :D

Jumat, 14 Februari 2014

Hikmah dari Malaysia 1

Hari Ke-1, 31 January 2014

Jadi ceritanya kuliah libur 4 hari karena ada Chinese New Year (CNY), yaitu hari Jumat sampai Senin. Nah, niatnya sih ngga mau kemana-mana, cuma main disekitar Chinatown aja sambil menikmati ‘crowded’ nya tempat itu saat perayaan CNY.Hanya ingin tau saja, tidak ikut merayakannya. Namun, ternyata semua fasilitas kampus semuanya tutup, termasuk kantin, dan ngga mungkin juga setiap mau makan harus nyari makanan diluar kampus. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut Niken ke Kuala Lumpur.

Janjian untuk berangkat bareng, kita memutuskan untuk mencari rute termurah untuk sampe ke KL. Ada beberapa Opsi : 1) Pesawat, tidak mungkin karena H-1 belum beli tiket ; 2) Kereta, bisa jadi pilihan tapi perlu 8-9 jam untuk sampai di KL ; 3) Bus, ini yang paling mungkin, cukup cepatdan murah. Ada opsi untuk naik Bus dari Singapura langsung KL harganya 40 SGD.. Overbudget, oke akhirnya kita ambil rute Kranji MRT-Woodlands-Johor Baru-Terminal Larkin-Kuala Lumpur.

Kita berangkat ke Kranji MRT, salah satu stasiun MRT di Singapura. Kranji MRT terletak dibagian utara Singapura. Disepanjang jalan, saya melihat pemandangan dari jendela MRT. Ada yang berbeda dari apa yang setiap hari dilihat oleh saya, karena dibagian utara Negara Singa ini masih terdapat banyak hutan, dan belum banyak pembangunanya. Berbeda sekali dengan bagian Barat-Selatan-Tengah dan Timur. Sampai di Kranji MRT, kita naik Bus SBS Transit No.170 untuk menuju Woodlands Checkpoint untuk pemerikasaan Paspor sebelum meninggalkan wilayah Singapura. Sampai di Woodlands, ternyata sangat ramai sekali, sebagian besar diisi oleh warga Singapura yang hendak pulang ke Kampung halaman dan juga dipenuhi oleh turis yang akan pergi ke KL. Setelah paspor dan students pass di cek, kami dipersilahkan untuk menuju tempat pemberhentian bus yang akan membawa kami ke Imigrasi Johor Baru. Bus yang kita tumpangi harus sama dengan bus yang kita tumpangi diawal. Misalnya SBS170, maka kita juga harus naik bus itu lagi sampai di Terminal Larkin. Sama seperti Woodlands, Imigrasi Johor Baru juga sangat ramai, baik yang menuju ke Malaysia ataupun yang menuju ke Singapura. Ada yang unik saat pemeriksaan passport, yaitu saat passport saya di cap oleh seorang wanita, saya mendengar sayup-sayup lagu dengan bahasa yang tidak asing ditelinga saya. Setelah saya mencari arah suara, ternyata itu dari handphone sang penjaga pintu Imigrasi. Dan dia sedang asik mendengarkan lagu “Mau Dibawa Kemana” nya ARMADA. Haha. Ya Allah, ternyata benar kata orang, bahwa musik Indonesia lebih disukai disini ketimbang musik tanah sendiri. Awas aja kalau sampai diklaim sebagai lagu milik Band di Malaysia.. :D Akhirnya kita sampai juga di Terminal Larkin setelah 1,5 Jam (Perjalanan+Antri), oh iya tarifnya hanya 1,6 SGD saja dari Kranji MRT-Larkin Terminal.


Suasana Antri di Woodlands Check Point

Sampai di Terminal Bus Larkin, kami mencari bus yang menuju ke Kuala Lumpur. Jangan dibayangkan Terminal bus ini sama seperti di Indonesia. Disini lebih bersih dan jadwal keberangkatan bus juga teratur. Kami harus berhati-hati untuk membeli tiket bus menuju ke KL, karena bila kami beli di Calo yang banyak berkeliaran, selain harganya lebih mahal juga bisa jadi waktu tempuhnya lebih lama. Sesuai dengan rekomendasi teman saya di KL, kami pilih Causeway link, harganya 34,1 RM atau sekitar Rp 120.000. Namun kami lagi lagi harus menuggu karena bus baru berangkat jam 18.30 padahal ini baru jam 17.00, adzan ashar baru berkumandang. Kami sudah menjama’ sholat sebelum berangkat. Sambil menunggu bus berangkat, saya mencari tempat makan yang murah tentunya, hehe.. akhirnya nemu didalam terminalnya. Nasi+Ati Ampela-2 Tahu harganya cuma 3 RM. Ya sangat murah dibandingkan di Singapura. Setelah makan lanjut keliling-keliling sambil cari Wifi, mengabari teman yang ada di KL kalau kami sudah sampai di Larkin. Akhirnya bus datang, kami pun masuk dan menempati tempat duduk yang tertera di tiket. Busnya cukup nyaman, sama seperti Bus di Indonesia pada umumnya, namun tempat duduknya lebih luas, jadi bisa untuk meluruskan kaki. Didalam perjalanan hanya diisi dengan tidur dan tidur, karena memang tidak ada pemandangan yang menarik, hanya hutan-hutan dan perkebunan sawit. Tidak terasa, 4,5 Jam perjalanan sampai juga di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) nama lainnya BTS (Bandar Tasik Selatan). Disini saya mencari Wifi sambil mencari tiket ke tempat teman yang ada di IUKL (Institute of Infrastructure Kuala Lumpur). Saya dan Niken berpisah disini, niken akan stay di tempat sepupunya. Saya naik KLM (Komuter Line Malaysia) ke Serdang harga tiketnya cuma 1 RM. Suasana dalam kereta sangat bersih, nyaman dan tidak ada pedagang.
Suasana di dalam Komuter Line

Setelah sampai di Stasiun Serdang, saya harus naik taksi untuk sampai di Unipark Suria Condominium tempat dimana teman saya tinggal. Setelah tawar menawar dengan supir taksi, akhirnya deal harganya 10 RM, biasanya bisa sampe 15 RM. Didalam taksi ngobrol-ngobrol dengan supir taksinya, mulai dari nama, dari mana, mau kemana, dll. Tentunya pakai bahasa inggris, karena memang lebih nyaman pakai bahasa Inggris daripada bahasa Melayu. Karena, saya takut salah menginterpretasikan kosakata dalam Bahasa Melayu. Sampai di depan Kondo, saya dijemput dan dikenalkan ke beberapa teman-temannya. Sambil makan burger dikantin, sambil ngobrol-ngobrol, cukup asik orangnya, walaupun baru pertama kali ketemu.. hehe.. awalnya kenal di Jejaring Social. Karena sudah malam sekali, saya memilih untuk cepat ke kamar. Setelah mandi dan sholat, akhirnya tidur dengan nyenyak..

Pelajaran hari pertama yang bisa diambil dari Negara Serumpun kita, :

1. Malaysia, khususnya Kuala Lumpur sudah memiliki sistem transportasi yang sudah terintegrasi, terutama kereta api. Tidak seperti Singapura yang hanya punya 1 Jenis kereta yaitu MRT, Kuala Lumpur punya 4 Jenis kereta, yaitu Komuter, KLIA Express, Monorel, dan LRT. Suatu saat kota-kota di Indonesia harus seperti Ini. Masa negara tetangga bisa, kita ngga? Banyak orang-orang jenius di Indonesia. Bandung dan Jakarta sudah memulai, Insyallah di Banten juga harus ada.

2. Terminal Bus di Malaysia sangat rapih, apalagi di TBS, itu sudah seperti Mall. Karena memang disitu pusat pemberhentian utama di KL. Suasanannya nyaman, bersih dan segalanya teratur. Pemesanan tiket bisa dilakukan di konter. Ada sekitar 25 Gate/Pintu keberangkatan bus. Kita harus mencontoh sistem seperti ini, yang melayani perjalanan bus ke berbagai kota di Indonesia. Bisa dimulai dari Pulau Jawa, dengan Jakarta sebagai pusatnya.

Gerbang Masuk TBS

Suasana di dalam TBS

Gerbang Pemberangkatan Bus